Arti Kasih Sayang dari Konservasi Elang
Foto oleh EKO PRASTYO - Karya sendiri, CC BY-SA 4.0, Pranala
Read this article in English: link
Selama empat hari, kami mengisi waktu dengan berbagai kegiatan di Konservasi Elang Jawa, yang terletak di kawasan Gunung Halimun Salak. Beragam aktivitas kami lakukan, mulai dari penyampaian materi melalui presentasi hingga pembelajaran langsung di alam. Semua itu saya jalani dengan campuran berbagai emosi—senang, sedih, marah, hingga letih—yang datang silih berganti.
Walaupun emosi dan fisik terasa benar-benar terkuras, perjalanan ini membuka mata kami terhadap pentingnya kehidupan dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Hal itu sebelumnya tak pernah kami sadari sepenuhnya. Selama aktivitas, saya banyak merenung dan mengamati. Sepulang dari sana, saya mendapatkan satu pelajaran berharga.
Saya mendengar penjelasan dari seorang mentor bernama Aka Surya. Beliau menjelaskan bahwa tujuan utama konservasi ini adalah mengembalikan elang-elang yang sebelumnya jinak dan akrab dengan manusia menjadi liar, mandiri, dan takut terhadap manusia. Penjelasan beliau sangat membekas di hati saya, karena hal itu mengubah pandangan saya tentang arti kasih sayang.
Sering kali, kita salah memahami kasih sayang sebagai upaya melindungi seseorang dari segala bahaya, bahkan "mengkarpet-merahkan" dunia agar ia aman setiap langkahnya. Padahal, sejatinya kasih sayang adalah membangun seseorang menjadi makhluk yang mandiri—mampu bertahan hidup, membedakan yang benar dan salah, serta siap untuk melepaskan diri, hidup jauh dari kita.
Jika kita mengambil contoh dari elang, seharusnya mereka terbang tinggi, menjadi puncak rantai ekosistem, dan merajai langit sebagai raja hutan. Bentuk kasih sayang kita terhadap elang adalah dengan membiarkannya hidup di habitat aslinya, bukan dengan menangkap, mengurung, dan memberinya makan atas nama cinta terhadap satwa tersebut.
Kasih sayang adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya. Sama seperti elang, manusia pun memiliki tujuan hakiki yang harus dipenuhi, yaitu menjadi hamba Allah yang taat dan menjalankan setiap syariat-Nya. Oleh karena itu, kasih sayang yang benar adalah yang disalurkan sesuai dengan aturan-Nya, bukan berdasarkan hawa nafsu.