Salman Web

Cerita Salman #20 - Refleksi Relawan Ramadhan di Masjid Nol Saldo

Ramadhan sudah berlalu berkali kali. bulan yang diberkahi ini selalu menemani kita sebulan setiap tahun. Akan tetapi, tetap saja Ramadan spesial di hati. Dari tahun ke tahunnya ada saja yang unik, terutama di Ramadhan 2024 ini.

Di minggu pertama Ramadhan, My Idea School, sekolah dimana tempat saya belajar, mengadakan projek perjalanan ke Jogja. Tujuannya untuk menjadi relawan di Masjid Jogokariyan selama 7 hari.

Masjid Jogokariyan

Mungkin sebagian orang sudah tidak asing dengan Masjid Jogokariyan yang sempat viral di sosial media, karena pernah menggantikan sepeda onthel jamaah yang hilang disana.

Masjid Jogokariyan dibangun pada tahun 20 september 1996. Sebelum menjadi masjid, Masjid Jogokariyan masih merupakan langgar kecil di Kampung Pinggiran Selatan Yogyakarta.

Masjid Jogokariyan secara rutin menjalankan program Kampoeng Ramadhan Jogokariyan. Mereka sudah melaksanakan program ini selama 20 tahun. Untuk Profil lebih lengkap, kalian bisa liat disini: Profil Masjid Jogokariyan

Selama kami menjadi relawan disana, banyak sekali pelajaran yang bisa diambil. Khawatir pelajaran itu hilang sia sia, saya tuangkan kedalam blog ini agar saya selalu ingat, dan kalian juga bisa mengambil pelajaran dari blog ini.

Daftar isi

  1. Tradisi yang menarik
  2. Hal Berat selama di Masjid Jogokariyan
  3. Pencapaian Terbaik
  4. Pembelajaran
  5. Hal baru tentang Diri
  6. Suka Duka
  7. Dokumentasi
  8. Penutup

Tradisi yang menarik

Selama relawan disana, saya melihat kebiasaan yang tidak ada di Masjid saya. Ada 4 hal yang menarik untuk diceritakan.

Adzan 2 kali

Saya menyadari selama kami sahur disana biasanya terjadi dua adzan.

Yang pertama Adzan untuk membangunkan orang orang. Cirinya adalah Muadzin suka bilang "Adzan Awal, Adzan Awal" sebelum bait Adzan dikumandangkan.

Yang kedua ketika sudah waktunya shubuh. Menariknya, lafadz Asholatu khoirum minannaum ada di Adzan yang kedua, bukan adzan pertama seperti yang saya ketahui.

Walaupun agak bingung, tetapi hal ini menarik karena cara membangunkan sahurnya berbeda dengan Masjid di rumah saya.

Sholat Maghrib bershift-shift

Pertama kali buka puasa disana, suasananya sangat amat ramai. Halaman Masjid penuh sampai ke jalan raya. Alhamdulillahnya, kami makan di tempat penginapan kami sehingga tidak bertemu dengan keramaian dibawah.

Singkat cerita, kami mau melaksanakan sholat berjamaah di bawah. Akan tetapi, ketika kebawah semua shaf penuh sehingga kami tidak bisa sholat. Saya sempat khawatir tidak dapat sholat berjamaah, dan menyesal kenapa makan-nya tidak lebih cepat.

"Silahkan bagi yang mau sholat di gelombang kedua, untuk berbaris di depan. Jamaah yang sudah selesai sholat diharapkan langsung keluar untuk bergantian dengan yang belum"

Pemberitahuan di speaker masjid itu membuat saya kaget dan kagum. Solusi ini sederhana tetapi saya sendiri tidak pernah terbayang untuk melakukannya. Hal itu membuatku sadar bahwa Masjid Jogokariyan sangatlah makmur.

Semoga Masjid di rumah saya bisa seperti ini.

Saldo Nol

Untuk hal ini saya tidak melihat secara langsung. Saya hanya sering mendengar orang orang dan guru saya bilang seperti itu. Tetapi, saya sudah liat tentang statement ini di situs berita terpercaya, dan itu benar.

Yang saya rasakan buktinya adalah: ketika mereka menyiapkan makanan untuk buka puasa, tempat penginapan yang mereka bangun, dan lift yang ada di masjid membuat saya semakin yakin dengan kebenaran statement tersebut.

Apakah Masjid kalian sudah seperti ini?

Masak Makanan berjamaah

Ngomong ngomong tentang makanan, saya baru kali ini melihat para warga secara kolektif membantu untuk menyiapkan makanan untuk berbuka. Di Masjid Jogokariyan terbagi menjadi beberapa tim:

Ada seorang teman yang bertanya, kapan waktu masak dimulai. Salah satu ibu disana menjawab, biasanya masak dimulai jam 12 siang.

Luar biasa.

Hal Berat selama di Masjid Jogokariyan

Tentunya selama disana saya pun mengalami kendala kendala yang ringan maupun berat. Berikut kendalanya:

Tahajud

Saya tidak terbiasa untuk tahajud di rumah. Tetapi selama disana Sekolah My Idea School "mewajibkan" murid muridnya untuk sholat tarawih. Pertama kali lumayan males, tetapi saya usahakan untuk sholat tahajud dengan jumlah rakaat paling minimum, 2 rakaat 1 witir.

Walaupun berat, saya berharap kedepannya bisa menjadi kebiasaan. Aamiin.

Tarawih

Waktu itu di hari ke-3 ramadhan, Pengurus Masjid menginfokan bahwa sholat tarawih malam ini imam akan membaca surat 1 juz.

Di rumah saya pembacaan 1 juz itu baru dilakukan setelah masuk 10 malam terakhir, tetapi di Masjid Jogokariyan dilaksanakan pas tarawih.

Ketika Tarawih tiba kami Sholat. Alhamdulillah, atas izin Allah saya tidak merasa terlalu berat untuk berdiri selama tarawih. Hanya saja karena yang dibacakan juz 1, dan saya tidak paham, makannya jadi agak berat.

Tadarus

Sama seperti tahajud, saya belum terbiasa untuk tadarus. Tantangan saya selama tadarus di Masjid Jogokariyan adalah rasa malas, dan sakit. Malas masih bisa dilawan walaupun sulit, tetapi ketika sakit Masyaa Allah. Saya sempat sakit tenggorokan dan itu membuat saya berat dalam membaca 2 lembar sehari.

Semoga Allah mudahkan kita semua untuk memahami dan mengkhatamkan Al-Qur'an. Aamiin.

Berjaga Makanan

Di hari terakhir relawan, saya sempat kebagian untuk menjaga makanan di Meja depan. Tugas itu sangatlah berat, karena saya harus tegas menghalau orang orang yang melawan barisan untuk mengambil makanan. Dan saya juga harus teriak teriak, padahal saat itu tenggorokan saya lagi sakit.

Di Masjid saya belum pernah orang berebut makanan, karena jumlah porsinya pun tidak lebih dari 50 dan bisa dibagi-bagi dengan mudah. Jadi ini merupakan pengalaman yang berkesan.

Cuci Ayam

Dibagian ini saya merasa tidak terlalu berguna. Saya kesulitan untuk mencuci ayam karena harus menggunakan empat baskom. tiga diisi air dan satu lagi kering.

Cara mencucinya, kamu harus mengusap dengan keras kulit ayamnya agar getahnya bersih. Setelah bersih dipindahkan ke baskom kedua dan dicuci dengan cara yang sama. Kemudian dipindahkan ke baskom ketiga dan dicuci dengan cara yang sama. Setelah itu baru dimasukan kedalam baskom keempat.

Kalau kalian tanya pendapat aku, rasanya berjaga makanan masih lebih mudah daripada cuci ayam.

Pencapaian Terbaik

Sholat di Masjid Awal Waktu

Sudah sewajarnya ketika kita menginap di Masjid untuk sholat di awal waktu. Alhamdulillah, sebagian besar kesempatan saya berhasil untuk sholat di awal waktu.

Sebagian kecilnya terkendala karena sholatnya di jamak agar bisa relawan, dan kadang telat juga.

Membelikan Oleh Oleh

Saya merasa sangat berhasil membeli oleh oleh selama di Jogja. Di rundown acara, kami diberi kesempatan pergi ke Malioboro untuk membeli oleh oleh. Setelah sampai di malioboro kami pergi menuju Pasar Beringharjo untuk membeli oleh oleh.

Awalnya didepan pasar banyaknya yang jualan baju, tetapi semakin kedalam saya menemukan ada warung juga. Disana saya bertanya kepada ibu-ibu yang jaga warung apakah dia menjual teh. Ternyata ada, dan harganya 25.000 untuk satu bungkus campuran isi 6 pack. Akhirnya saya pindah warung lain dan disana ternyata harganya juga sama. Akhirnya saya membeli teh yang 10 bungkus seharga 60.000, dan 6 bungkus campuran seharga 25.000.

Sempet nyesel gak nawar, tetapi kata ibu saya memang harga pasarnya segitu. Terlepas dari harganya mahal, saya senang bisa membawa oleh oleh yang diinginkan keluarga.

Quality Check

Ketika masih kebingungan di hari pertama relawan, saya disuruh untuk memastikan piring piringnya sudah diisi dengan sendok dan kerupuk. It's fun, it's simple, and I enjoy it. Saya rasa diantara semua aktivitas, Quality Check yang paling saya suka.

Pembelajaran

Proses itu tidak Sebentar

Agar Masjid Jogokariyan bisa seramai ini, butuh waktu 20 tahun. Tidak ada kesuksesan yang terjadi dalam semalam. Kalaupun ada, malam berikutnya pasti lenyap.

Oleh karena itu, bagi teman teman yang sedang belajar, membangun bisnis, atau hal baik lainnya, bersabarlah. Karena hasil tidak pernah tumbuh semalam.

Meng-Upgrade diri setiap Hari

Di Hari pertama Ramadhan, Jalanan di depan Masjid penuh dengan kumpulan manusia yang menunggu waktu makanan dibagikan. Ketika sudah waktunya, semua manusia itu merangsek kedepan untuk mengambil makanan.

Beberapa teman kami sempat mengkritisi kejadian ini, karena tidak diatur manusianya dan akibatnya jalanan menjadi macet. Saya pikir masalah tadi akan bertahan sampai akhir Ramadhan. Ternyata dugaan saya salah. Di hari ke-2 Ada pembatas jalan, sehingga kepadatan jalannya lebih berkurang. Di hari ke-3 bahkan dibuatkan jalan memutar berbentuk rute antrian, dan orang orang tidak boleh memilih untuk mengambil makanannya sendiri agar waktunya efisien.

Dari sini kita bisa belajar bahwa agar menjadi manusia yang lebih baik, kita perlu memperbaiki sedikit demi sedikit setiap hari.

Tadarus sedikit-sedikit dan konsisten

Menjaga konsistensi itu susah, apalagi jika kita tidak terbiasa melakukannya. Salah satunya adalah tadarus. Jika kalian memaksakan diri untuk membaca 1 juz sehari, saya rasa itu akan sulit. Tetapi, jika kalian memaksa diri untuk membaca 1 lembar setelah setiap sholat wajib, itu akan lebih mudah.

Karena tujuan membaca Qur'an bukan semata mata khatam, tetapi terbangun kebiasaan untuk membaca Al-Qur'an setiap waktu.

Berdiri dengan Iman

Judul ini terinspirasi ketika saya sedang mendengarkan khutbah tarawih.

Ada seorang pemuda indonesia yang sedang pergi jalan jalan di Kairo. Kebetulan dia sedang jalan jalan di bulan ramadhan. Dia sudah beberapa kali sholat tarawih disana. Suatu hari, dia tertantang untuk sholat tarawih dengan rakaat yang panjang. Akhirnya dia menemukan satu masjid yang pembacaan 1 rakaatnya 1 juz. Shalatlah dia disana.

Ketika beres sholat tarawih dia melihat ada kakek kakek di sebelah kanan-nya, yang ternyata ikut tarawih di masjid tersebut. Pemuda itu terkesan dengan kakek itu yang kuat berdiri di setiap rakaatnya. Pemuda itu bertanya kepada si Kakek. "Permisi kek" tanya si pemuda. "Kakek sholat di Masjid ini sudah lama?".

Kakek itu menjawab "Iya, nak". Pemuda itu kembali bertanya, "Apa yang membuat kakek kuat berdiri selama tarawih tadi?". Kakek itu tersenyum menjawab "Yang membuatku kuat adalah ini" sambil menunjuk dadanya. Kakek itu kembali melanjutkan, "Kamu berdiri dengan fisikmu, sedang saya berdiri dengan iman".

Cerita itu menginspirasi saya, dan menjadi alasan saya bertahan ketika shalat tarawih 1 juz di Masjid Jogokariyan.

Hal baru tentang Diri

Me time

Diri ini ternyata butuh waktu sendiri ketika capek. Maka dari itu saya kadang suka berdiam diri di kamar sambil main hp ketika kegiatan relawan sudah beres agar energi mentalnya ke cas lagi. Dan kalau saya capek ketika relawan, saya akan duduk sebentar untuk menarik nafas kemudian melanjutkan lagi.

Senang ketika Berguna

Saya merasa berharga ketika produktif. Relawan adalah salah satu kegiatan yang membuat saya senang. Ketika di Malioboro, saya membantu Gavin dan Kaysan untuk membeli oleh oleh. Dan ketika mau pulang kembali ke rumah masing masing, saya membantu Kaysan untuk packing bajunya.

Masih kurang Tegas

Ketika ditugasi untuk menjaga makanan di meja depan, saya menyadari bahwa saya ini masih kurang tegas. Kadang saya dengan tegas menyuruh orang untuk mengantri ketika mau mengambil makanan. Disisi lain saya tiba tiba bimbang ketika ada yang melawan arah, karena antrian sangat penuh.

Setidaknya saya berhasil mengetahui kekurangan saya, dan saya akan coba perbaiki.

Suka Duka

Perjalanan kami tidak terlepas dari Suka dan Duka. Tetapi dua hal tersebut menambah rasa kedalam perjalaan ini. Berikut beberapa suka duka yang kami alami.

Suka:

Duka:

Dokumentasi

Tentu saja membaca blog ini sambil ngawang-ngawang gak akan kebayang wkwkwkwk. Oleh karena itu ini dia 3 foto momen berkesan bagi saya selama Ramadhan: Buka Bersama

Foto kami sedang berbuka setelah adzan berkumandang

Melihat Tumpukan Ayam

Di hari ke-2 kami mencuci ayam untuk masak di hari berikutnya

Malioboro Malam

Setelah capek" relawan, kami pergi ke Malioboro untuk belanja dan jalan jalan

Penutup

Sekian cerita saya hari ini. Tentunya blog ini terlepas dari kesalahan dan Insyaa Allah bila ada waktu saya akan perbaiki kesalahan kata dan penulisan.

Terimakasih telah membaca! Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

#indonesia #my-idea-school #pilihan