Salman Web

Kehilangan Paspor BCA yang bikin dagdigdug

Ilustrasi mengantri di Kantor BCA

Ilustrasi mengantri di Kantor BCA

Kehilangan HP pernah, uang juga, dan sekarang naik level lagi.

Jadi ceritanya, waktu itu saya mau ngambil duit buat membeli air galon untuk keperluan masak, cuma saya lagi enggak ada uang tunai. Saya berniat mengambil uang di ATM dan setelahnya beli air galon yang saya butuhkan itu. Nah, pas saya buka dompet, di situ enggak ada kartu ATM-nya.

Kebetulan banget, subuh tadi saya ngisi kultum, berbicara tentang bagaimana ketinggalan satu salat itu seperti kehilangan semua harta dan keluarga.

Dan qadarullah, sore harinya saya diuji dengan kehilangan kartu ATM BCA. Saya sampai ngebatin, "Aduh, ke mana ya kartunya? Tadi perasaan ada..."

Saya ngerasa enggak terlalu panik, tapi tetap panik. Saya cek di dompet enggak ada, di kamar juga enggak ada, dan akhirnya saya minta tolong ke adik-adik dan ibu saya buat bantu mencari kartu debit BCA yang hilang.

Setelah dicari bareng-bareng dan enggak ketemu juga, saya ngomong dalam hati, "Ah, udah, ini mah hilang." Kalau kartu hilang tuh ada dua kemungkinan: antara saya yang lalai atau kena curi. Dan lucunya, saya benar-benar lupa di mana terakhir kali saya simpan kartu itu dan kapan terakhir kali saya melakukan transaksi. Seingat saya, terakhir kali pakai kartu debit pas lagi jalan-jalan di Malioboro setelah ikut jadi relawan di Masjid Jogokariyan (untuk cerita tentang relawan nanti akan ada bagiannya sendiri, semoga Allah berikan saya keluangan waktu buat menulisnya).

Karena yakin kartunya hilang, akhirnya saya telepon Customer Service BCA buat ngeblokir kartunya. Sebenarnya, bisa ngeblokir kartu debit yang hilang langsung dari aplikasi M-Banking BCA, tetapi saya agak ragu karena penjelasan di situ menyebutkan kalau kartunya diblokir, rekening dan buku tabungan juga ikut terblokir. Saya bingung dong, saya pikir kartunya doang. Daripada tidak jelas dan ragu-ragu kalau saya blokir sendiri, mending saya hubungin customer service-nya.

Pelajaran pertama yang saya dapat adalah kalau teman-teman ada keperluan dengan customer service BCA, entah kehilangan kartu atau hal lainnya, mending telepon mereka via aplikasi Halo BCA. Karena kalau menghubungi mereka via nomor telepon, itu tuh benar-benar ngabisin pulsa. Saya kan awalnya udah beli paket nelepon di Telkomsel buat nelepon selama 60 menit ke semua operator. Ternyata enggak bisa—si call center tetap motong dari pulsa yang kita miliki. Akhirnya saya ngisi pulsa Rp25.000, barulah call center mau menerima. Dengan pulsa segitu, kita hanya bisa menelepon mereka selama 14 menit.

Karena sudah dijelaskan bahwa mereka bisa dihubungi via Halo BCA, akhirnya saya instal aplikasinya dan langsung coba. Ternyata memang lebih enak sih, cuma minusnya kalau pakai Halo BCA, percakapannya enggak bisa direkam. Akan tetapi, buat kalian yang butuh nelepon dan pulsanya tinggal sedikit, bisa pakai Halo BCA.

Terus, pelajaran berikutnya adalah dalam proses pemblokiran kartu, bakal banyak ditanya-tanya. Yang pertama, nama ibu kandung—justru bukan nama lengkap kita sendiri yang ditanya. Saya pernah baca juga kalau nama orang tua, terutama nama ibu kandung, itu rahasia. Seharusnya jangan sembarang dikasih tahu. Nah, tapi karena customer service butuh data ini untuk verifikasi, akhirnya pertanyaan tersebut ditanyakan.

Selain itu, kita juga ditanya kapan terakhir transaksi dan punya e-channel apa aja. E-channel sepemahaman saya adalah produk daringnya BCA, contohnya seperti BCA Mobile, MyBCA, KlikBCA, dll. Saya kan punya beberapa, dan itu ditanya juga. Misalnya, kalau kita punya KlikBCA, nanti ditanya username-nya. Alhamdulillah, saya terbantu buat ngejawab pertanyaan tersebut karena saya simpan datanya secara digital di Bitwarden (terima kasih, Ya Allah, sudah mempertemukanku dengan Bitwarden). Aplikasi itu ngebantu banget karena kalau dicatat di buku, kadang bukunya suka ilang, dan itu bikin agak panik.

Setelah berhasil verifikasi, proses blokir dilaksanakan. Pelajaran kedua—dan ini informasi yang baru saya tahu—kamu perlu pergi ke kantor cabang BCA terdekat ataupun kantor pusatnya buat ngurusin itu; tidak bisa secara daring. Di situ kartu akan dicetak lagi. Karena selama pemblokiran, kamu enggak cuma enggak bisa pakai kartunya aja, tapi rekeningnya juga ikut ditahan dulu—diblokir gitu. Tapi nanti, setelah diurus dan dapat kartu baru, nomor rekeningnya tetap sama; paling nomor ID kartunya yang berubah.

Untuk biaya penggantiannya, tiap jenis tabungan ternyata berbeda. Ada biaya tersendiri. Untuk Tahapan Xpresi, biayanya Rp25.000.

Pengalaman kehilangan kayak gini tuh benar-benar berdampak buat saya. Biaya untuk ngurus hal ini enggak cuma Rp25.000 (buat ganti kartu), tapi juga beli pulsa Rp50.000 buat nelepon dan ngurus aplikasi Halo BCA. Dan ya... pelajaran banget untuk lebih hati-hati, jangan sampai teledor. Karena kalau hilang tuh potensinya bisa disalahgunakan, dan kalau sampai itu terjadi, duit kita pasti bakal hilang. Untuk mencegahnya, bisa diblokir. Konsekuensinya, kita harus ngurus rekeningnya setelah pemblokiran, dan ya... mungkin itu tahap yang harus kita lalui.

Oh iya, hari ini saya baru urus dan alhamdulillah prosesnya cukup cepat. Saya suka dengan desain kartu barunya dan saya gak nyangka di kartu yang baru ada mastercardnya. Berarti bisa dipake buat belanja ke luar negeri dong hwhwhwh :D

Demikian cerita hari ini. Terima kasih sudah membaca, sampai jumpa di cerita berikutnya!

#indonesia #personal