Salman Web

Mencari Laba Akhirat lewat Bala Bala

Blog dibuat pada tanggal 01 Apr, 2024, dan di edit 3Β bulan, 1Β minggu yang lalu.

Bismillah… Halo Semua! Ini Salman.

Saya lagi tergerak untuk membuat dokumentasi laporan di blog ini. Terinspirasi dari blog sebelumnya, saya juga ingin membuat projek ini terdokumentasi dengan baik dan ketika saya butuh saya bisa liat blog ini.

Ada banyak yang ingin kuceritakan disini. Mulai dari pengertian projek sosial itu sendiri, sampai ke pelajaran yang didapat.

Artikel ini lebih ke arsip dokumentasi untuk diri, tetapi bila kalian tanpa sengaja menemukan blog ini semoga bisa memotivasi kalian juga untuk melakukan projek ini.

Table Of Content

1. Projek Sosial
2. Isi Projek Kami
2.1 Menentukan Menu
2.2 Pembagian Tugas
2.3 Pre-Masak
2.3.1 Cari Resep
2.3.2 Google Spreadsheet
2.3.3 Nyuruh Faaza
2.3.4 Bagi Duit & Beli Bahan
2.3.5 Lipet Kotak
2.4 Waktunya Masak! πŸ‘¨β€πŸ³
2.5 Packing Makanan
2.6 Bagi Bagi Kebahagian
2.6.1 Kejadian Lucu
3. Batu Sandungan Projek
3.1 Budgeting Harga
3.2 Malas 🐌🐌🐌
3.3 Kerjasama
3.4 Ngisi Google Spreadsheet
3.5 Komunikasi
3.6 Ngitung Laporan Keuangan
4. Pelajaran Projek πŸ“
4.1 Belajar Menerima Konsekuensi
4.2 Ketegasan & komunikasi dalam berkelompok
4.3 Kesalahan adalah bagian dari proses
4.4 Dokumentasi β‰  Pamer
4.5 Mengerjakan Sesegera Mungkin πŸƒβ€β™‚οΈπŸƒβ€β™‚οΈπŸƒβ€β™‚οΈ
5. Kesimpulan

Projek Sosial

Apa itu Projek Sosial? Projek Sosial sepemahaman saya adalah projek yang tujuannya memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar.

Di Projek Sosial kali ini, kami Murid My Idea diminta untuk membuat makanan takjil dan memberikannya kepada orang umum.

Para Murid dibebaskan untuk memilih mau menawarkan menu apa, tetapi ada beberapa syarat:

  1. Makanan harus dibuat oleh kelompok, tidak boleh beli dari toko
  2. Jika mau membuat makanan ringan, harus 3 macam (termasuk minuman)
  3. Jika makanan berat, harus 2 macam (tidak termasuk minuman)
  4. Tidak boleh dibagikan ke masjid, harus ke orang langsung

Pembagian kelompok ditentukan oleh sekolah. Saya berkelompok dengan satu orang teman yang namanya Faaza. Untuk saat ini hanya dia dan saya murid dari bandung, sehingga sudah pasti saya sekelompok dengannya.1

Setelah ditentukan kelompoknya, kami berdiskusi jenis makanan apa yang akan disediakan, mau dibagikan kemana, dan mau berapa porsi.

Ngomong ngomong, pembahasan & diskusi Projek Sosial ini dilakukan ketika kami masih Relawan di Masjid Jogokariyan.

Isi Projek Kami

Menentukan Menu

Setelah kami berdiskusi, kami memutuskan untuk memilih menu makanan ringan dengan 3 jenis makanan:

  1. Bala-Bala/Bakwan
  2. Gehu/Tahu Isi
  3. Es Kopyor

Ide ini semua merupakan usul dari Faaza. Karena menurut saya masuk akal dan masuk di budget, saya approve ide tersebut dan kami pun bersepakat. Kami pun menyudahi diskusinya kemudian bersiap-siap untuk relawan. Projek ini kembali berjalan ketika kami balik dari Jogja.

Pembagian Tugas

Karena sudah balik ke rumah masing masing, agak sulit untuk melakukan diskusi secara langsung. Kalaupun mau diskusi secara daring, kami merasa malas.

Solusinya, saya memutuskan dulu siapa yang dapat bagian apa. Setelah itu saya sampaikan ke Faaza keputusannya.

Keputusannya adalah:

Mungkin kesannya pembagian tugas ini gak adil, tetapi saya melihat kesempatan belajar lebih tinggi jika saya memasak gorengan. Dan karena di rumah ini personil yang bisa membantunya banyak, membuat gorengan tidak terlalu memberatkan diri.

Setelah diputuskan, kami pun melakukan tugas masing masing.

Pre-Masak

Cari Resep

Pertama-tama, saya mencari resep dulu di Youtube. Ibu saya merekomendasikan channel youtube Devina, karena dia adalah seorang chef. Resep Chef Devina begitu rinci dan ada jumlah sajiannya sehingga memudahkan saya untuk budgeting.

Google Spreadsheet

Setelah mendapatkan resepnya, saya membuat list bahan-bahannya di Google Spreadsheet. Saya cukup enjoy membuat spreadsheet walaupun pusing. Bagian yang paling menantang adalah mengira-ngira harga bahan karena saya tidak terbiasa membeli bahan makanan.

Budgeting

Masalah itu terselesaikan setelah dibantu oleh ibu. Makasih Ibu ❀

Nyuruh Faaza

Saya menyuruh Faaza untuk mengisi estimasi harga bahan es kopyor di Google Sheet. Dia mengisi spreadsheetnya, tetapi tidak lengkap. Padahal kalau bingung bisa tinggal tanya saya. Tetapi tidak ada pertanyaan sama sekali dari dia.

Karena gemas, saya pun berinisiatif menelepon dia, dan membantu mengisikan google spreadsheetnya.

Kedepannya kalau ada projek ginian saya akan lebih tingkatin kemampuan komunikasi & bekerja sama.

Bagi Duit & Beli Bahan

Setelah hitungan beres, saya mentransfer sebagian uang ke Faaza agar dia dapat membeli bahan yang dibutuhkan untuk membuat Es Kopyor.

Sebelum saya membeli bahan, saya memisahkan bahan yang akan dibeli sesuai toko. Proses ini memakan waktu cukup lama karena saya harus memastikan semua sudah masuk ke kategori toko masing masing.

Saya membeli bahan gorengan di warung sayur, sedangkan plastik dan kotak makan saya beli di toko bahan kue. Ketika belanja di toko bahan kue saya mendapatkan pengalaman mentransfer uang ke toko via rekening sendiri. Itu sangat berkesan dan membanggakan.

Lipet Kotak

Setelah kotaknya sampai di rumah, kami secara berjamaah melipat lipat kotak yang akan dimasuki gorengan. Saya, Ibu, dan adik-adik membantu melipet sembari mengobrol.

Waktunya Masak! πŸ‘¨β€πŸ³

Setelah semua bahan terkumpul, kami pun mulai memasak. Kami memotong sayur sayur terlebih dahulu, dan memasukannya kedalam kotak. Saya membantu menyerut wortel, Ibu saya membantu nge blender bawang dan ayam, dan adik saya membantu memotong daun bawang.

Menyerut Wortel

Setelah semua sayur dan bumbu dipotong dan dimasukan kedalam kotak, kami menyiapkan isian gehu. Saya bantu menumis bumbu dan memasukan potongan ayam.

Memasak merupakan salah satu bagian yang menantang. Sebagai orang yang jarang masak, membantu adik & ibu saya yang sering masak tidak mudah. Alhasil, ada beberapa keputusan yang salah karena miss-komunikasi dan kurang pengalaman memasak.

Gorengan

Akhirnya Gehu dan Bala-Bala pun selesai dimasak. Saya membantu mencuci sebagian alat masak sebelum bantuin packing makanan-nya.

Oh iya, ketika kami selesai mengisi isi gehu, ternyata masih ada sisa. Dari sisa tersebut dijadikan lumpia. Menu-nya jadi bertambah satu jenis, hahaha.

Mengisi Gehu

Packing Makanan

Ini adalah salah satu bagian favorit saya dari projek ini. Kami memasukan gorengan dengan pola:

Kalau kami kehabisan lumpia, maka kami masukin 2 gehu dalam satu kotak. Kenapa ini bagian yang seru, karena disini saya bisa gerak cepat & ada pola-nya.

Isi Kotak Takjil

Gorengan pun beres di packing, saya menelepon Faaza agar datang ke rumah membawa Es Kopyornya dan dijadiin satu di sini.

Singkat cerita, Faaza pun datang ke rumah dan membawa seorang teman ngaji, namanya Alfadi (bukan saudaranya Alfamidi apalagi Alfamart, tentunya). Kami memasukan gorengan dan Es Kopyor kedalam keresek.

Packing Takjil

Setelah terbungkus, terkumpul sebanyak Β± 30 keresek. Kami berpencar menjadi 2 kelompok. Faaza dengan Alfadi sedangkan saya dengan Meta. Tujuannya agar penyebaran takjilnya lebih luas.

Ada satu hal yang jadi catatan, ketika membagi jumlah kereseknya, saya tidak menghitung berapa kotak yg saya bawa untuk dibagikan, sehingga saya gak tau jumlah totalnya berapa. Ini akan menjadi catatan untuk Projek kedepan.

Bagi Bagi Kebahagian

Saya dan Meta, membawa takjil dengan keranjang.

Sudah di packing

Kami berangkat ke pangkalan ojek dekat Indomaret. Ditengah jalan kami bertemu dengan pemulung. Ketika Meta memberikan kotak takjil kepadanya, beliau tersenyum dan bilang terimakasih. Sayangnya saya tidak menjawab terimakasihnya dengan baik, karena sedang mencari hp untuk dokumentasi. Tapi saya gak jadi ngedokumentasi karena hpnya ada di keranjang takjil. Walaupun tidak terdokumentasi, tetapi senyum bapak tersebut murni berkata terimakasih. Kami kembali melanjutkan perjalanan ke Indomaret.

Sesampainya disana kami memberikan makanan ke tukang parkir, tukang ojek, pemulung, dan tukang cireng yang ada disana. Masih banyak yang tersisa, kami lanjut pergi ke jalan raya untuk mencari orang yang layak diberikan takjil ini.

Fotbar-Satpam Fotbar-Tukang-Parkir Fotbar-Pemulung

Tidak banyak yang saya dokumentasi, karena saya merasa tidak nyaman jika memotret mereka. Seakan saya tidak berbagi secara ikhlas. Jadi saya hanya meminta meta memoto beberapa orang, dan sisanya dibagikan tanpa dokumentasi.

Setelah dipikir pikir, sepertinya tidak apa apa mendokumentasi semuanya, sebagai laporan ke My Idea dan bukti takjil yang diberikan. Ini akan menjadi catatan kedepannya.

Takjil pun dengan cepat habis, kami kembali menuju ke Rumah. Saya menanyakan perasaan Meta setelah berbagi, diia menjawab bahwa dia merasa senang.

Kejadian Lucu

Ada kejadian lucu ketika kami berbagi takjil.

Meta melihat ada seorang pemulung sedang mengurusi gerobaknya di pinggir indomaret. Kami pun menepi dan Meta hendak memberikan makanan itu.

Ketika Meta sudah mengulurkan bungkus takjil, dia baru sadar bahwa pemulung tadi sebelumnya sudah dia kasih takjil. Karena pemulung itu terlanjur sudah memegang bungkus makanannya, Meta akhirnya memberi bungkus itu kepada si pemulung. Alhasil pemulung tersebut dapat 2 bungkus.

Hahaha, rezeki memang tidak akan tertukar ya.

Batu Sandungan Projek

Hal yang saya syukuri adalah, ketika melakukan projek baru kita pasti menemui kendala baru maupun lama, sehingga kita bisa memperbaiki diri kedepannya. SIni saya kasih tau apa saja kendalanya.

Budgeting Harga

Sudah beberapa kali projek, saya kesulitan dalam mengira-ngira harga suatu barang & harus beli berapa banyak. Kendala ini terlihat ketika saya sedang mengerjakan google spreadsheet.

Solusinya menurut saya adalah, kalau ada bahan yg kamu gak tau harganya, cari saja di shopee atau tokopedia, dan jangan takut jika harga itu bakal sedikit mahal. Kalau kata guru saya:

namanya merencanakan ya tidak apa apa harganya tidak persis sama.

Malas 🐌🐌🐌

Ya ya ya, ini sudah menjadi alasan umum bagi semua orang. Rasa malas ini kembali menghinggapi saya di projek ini.

Kenapa? Dipikiran saya, membuat makanan itu ribet, dan saya belum pernah. Saya juga merasa berat dengan bayangan harus menghitung uang yang dibutuhkan untuk projek tadi.

Disini saya menemukan satu pola yang membuat saya malas. kata Belum Pernah.

Karena Belum Pernah, saya gak punya bayangan gimana cara mengerjakan projek ini.

Tentu saja dalam hidup kita, kita akan bertemu dengan belum pernah lainnya. Maka dari situ, hal yang harus diperbaiki adalah mindset. Kamu perlu memperbaiki mindset mu, dari fixed mindset menjadi growth mindset. Dan kamu perlu ingat dalam surat Al Insyirah disebutkan:

"Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan" Al Insyirah:6

Kerjasama

Saya ini beberapa kali kesulitan bekerjasama dengan Faaza & teman teman lainnya. Dari beberapa projek saya menyimpulkan bahwa kendala ini terjadi ketika berkomunikasi dan ketegasan.

Saya seringkali merasa tidak enakan ketika menyuruh Faaza mengerjakan sesuatu, padahal saya adalah leadernya. Dan saya juga menyadari bahwa saya kurang tegas, kurang bawel.

Untuk yang ini solusi pastinya belum tau, tapi saya perlu terus bekerja sama dengan Faaza, perlu mengalami bentrok dengan dia, dan perlu juga bawel dan tegas.

Saya juga berpikir untuk ikut kelas kelas komunikasi dan leadership.

Ngisi Google Spreadsheet

Ini menurut saya kendala yang saya paling enjoy. Saya kesulitan dalam mengelola tabelnya jika mulai dari awal, tetapi saya senang ketika tabelnya sudah selesai. Ada keteraturan didalamnya, dan saya suka jika budgetingnya tercatat dengan jelas.

Kendala saya selama menggunakan Spreadsheet adalah rumus. Masih banyak rumus-rumus Excel & Spreadsheet yang saya belum ketahui.

Solusinya saya cari tutorial di Youtube, dan perlu terus bentrok dengan projek yang membutuhkan hitungan dan catatan.

Komunikasi

Awalnya saya mau kasih judul kendala ini "Belanja sayur di Ruko"2 karena kendalanya muncul ketika belanja disana. Tetapi saya sadar bahwa ini adalah masalah komunikasi secara keseluruhan.

Ceritanya begini. Saya disuruh sama Ibu siang-siang untuk pergi ke Ruko untuk memberi tahu bahwa saya mau PO bahan-bahan yang dibutuhkan untuk besok pagi. Ketika sampai disana, saya tergagap menjelaskannya kepada penjual disana. Salah satu bahan yang mau di PO adalah toge. Sang Penjual menjelaskan bahwa toge itu tidak tahan lama; jika beli pagi, siangnya sudah tidak segar.

Karena perkataan "toge itu gak akan taham lama", saya malah berpikir begini:

"Waduh, berarti toge gak bisa di PO ya? Kalau gitu saya beli aja deh semua bahannya hari ini, terus yang gak ada di PO in buat besok

Saya pun mengambil bahan bahan yang diperlukan. Ketika saya mau beli santan, santan yang kotakan itu gak ada. Adanya yang berbentuk segitiga. Karena bingung, akhirnya saya pulang dulu ke rumah untuk meminta usulan ke Ibu.

Sesampainya di rumah, saya menyampaikan kepada ibu bahwa saya mau membeli bahannya hari ini, dan santan yang dibutuhkan gak ada yang kotak.

Ibu saya, yang mengira saya kesana tujuannya untuk PO, jadi bingung.

"Salman, bukannya kamu kesana buat PO? Kenapa beli bahannya sekarang?"

Saya yang mendengar pertanyaan itu tiba tiba ngeblank, ibarat kesambar petir. Saya mau menyampaikan bahwa soal toge itu, tetapi entah kenapa disaat itu saya gak bisa berpikir.

TIba tiba otak saya dipenuhi dengan suara panik. "ADUH KENAPA BISA SALAH SALMANN" "KENAPA MALAH BELI HARI INI MAN?" "GIMANA CARA JELASINNYA?"

Karena gak bisa menyampaikan yang dipikirkan, tergagap, saya akhirnya kembali ke ruko dan menyampaikan bahwa saya mau gak jadi beli, semuanya di PO-in saja. Itupun saya sampaikan dengan terbata bata.

Tergagap dalam menyampaikan sesuatu sudah terjadi beberapa kali. Saya belum tau bagaimana solusinya untuk masalah ini. Setidaknya, di blog ini saya bisa menuliskan dengan jelas apa yang terjadi di pikiran saya. Ini Insyaa Allah bisa menjadi bahan untuk ngecek diri.

Ngitung Laporan Keuangan

Hal yang berat adalah kekhawatiran bahwa laporan yang tercatat tidak semuanya, sehingga saya tidak amanah. Ketika artikel ini ditulis, saya belum selesai membuat laporan keuangannya.

Solusinya adalah, foto bon, bukti pembayaran, dan semacamnya. Tujuannya agar ketika bon fisiknya hilang, tulisannya sudah tersimpan secara digital di HP. Jangan lupa untuk memasukan list ke laporan sesegera mungkin

Pelajaran Projek πŸ“

Belajar Menerima Konsekuensi

Ketika saya sedang menelepon faaza untuk menyampaikan pembagian tugas, dia menyampaikan bahwa sepertinya kami perlu ganti plan dari membuat gorengan jadi nasi kotak.

Faaza sempat berdiskusi dengan orangtuanya tentang pilihan menu kami. Orangtuanya tidak setuju jika memasak gorengan, karena ribet dan panjang prosesnya. Dan kalau masak di rumahnya Faaza, orangtuanya merasa keberatan. Membuat nasi kotak lebih mudah dari membuat gorengan.

Faaza juga bilang, kalau setuju berganti rencana, Orangtua dan neneknya Faaza sudah membuatkan resep & budgetingnya, kami tinggal mengikuti saja.

Mendengar hal itu, saya sempat terpikir untuk berganti. Tetapi pada akhirnya saya memutuskan untuk melakukan planning sesuai yang diputuskan di awal. Agar kami setuju, pembagian tugasnya seperti yang saya jelaskan sebelumnya.

Hasilnya? Ya, ternyata memasak gorengan itu memang ribet. Tapi pelajarannya banyak.

Bisa jadi membuat nasi kotak lebih mudah karena sudah ada rencana dan budgetnya, tetapi itu akan menghilangkan pelajaran kami untuk budgeting bahan dan konsisten dengan keputusan yang sudah dibuat.

Saya dan keluarga jadi tau, bahwa membuat bala bala itu ternyata modalnya murah dan hasilnya berlimpah.

Ketegasan & komunikasi dalam berkelompok

Sempat saya singgung di bab Nyuruh Faaza, Saya perlu belajar untuk nge push orang jika orang itu tidak melakukan sesuatu dengan baik. Saya perlu belajar berterus terang tanpa gak enakan jika partner saya mengisi google sheet tidak sesuai dengan harapan saya.

Tentu saja ngepush & berterus terang bukan bermaksud menjadikan partner kamu babu. Tetapi menjadikan diri ini bisa bekerja sama dengan orang lain.

Kesalahan adalah bagian dari proses

Banyak terjadi kesalahan di sepanjang proses ini. Dan kesalahan yang membuat saya cukup tertekan adalah ketika memasak. Karena jaraaang banget masak lauk, saya seringkali kebingungan mau bantu apa.

Ada satu masa saya nyerut wortelnya dengan alat yang salah. Saya juga malah nuangin air ke adonan gehu, padahal gehu-nya belum waktunya dimasak. It's Okay. Kamu tentu tertekan dengan kesalahan kesalahan itu karena kamu punya harapan agar prosesnya berjalan dengan lancar. Tekanan & Kesalahan itu diperlukan agar kamu menjadi lebih baik.

"Orang yang tidak pernah gagal adalah orang yang tidak pernah mencoba"

Karena itu ketika kamu merasa bersedih karena melakukan kesalahan, jangan berlarut larut ya. Ambil pelajarannya, aplikasikan, maka kamu akan terhindar dari lubang yang sama.

Dokumentasi β‰  Pamer πŸ“·

Pamer itu sumbernya dari hati, bukan dokumentasi. Dalam projek sosial ini, dokumentasi itu diperlukan untuk mengecek bukti bahwa takjil-nya sudah dibagikan semua.

Membuat postingan IG dengan foto foto tersebut pun belum tentu pamer. Dalam Islam, berbuat baik secara terang terangan juga dibolehkan. Bisa jadi karena hal tersebut, orang orang jadi termovitasi untuk melakukan kebaikan juga.

Jadi kedepannya, saya tidak perlu takut untuk mengambil dokumentasi. Kalau khawatir orang yang akan di dokumentasikan terganggu, jelaskan bahwa dokumentasi ini diperlukan untuk tugas sekolah.

Mengerjakan Sesegera Mungkin πŸƒβ€β™‚οΈπŸƒβ€β™‚οΈπŸƒβ€β™‚οΈ

Saya bersyukur ketika Ibu saya mendorong-dorong saya untuk menyelesaikan Spreadheet sesegera mungkin. Di awal rasanya begitu malas dan berat, tetapi ketika sudah selesai beban stress itu menghilang. Karena Spreadsheetnya sudah beres, saya bisa berbelanja dengan tenang.

Apakah kamu sudah menyelesaikan tugas? Kalau belum, segera kerjakan demi ketenangan mental mu.

Kesimpulan

Jika suatu projek tidak mudah, pasti banyak pelajarannya dari sana. Jangan takut untuk mencoba suatu hal yang baru, jangan mudah merasa puas dengan ilmu yang didapat, dan jangan mudah menyerah.

Cerita ini saya kerjakan dalam waktu 3 hari, cukup lama menurutku, tetapi tugas adalah tugas dan tetap harus dikerjakan.

Terimakasih telah membaca blog ini, mohon maaf atas segala typo dan kesalahan gramatika. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh πŸ‘‹

Gorengan Menggoda

  1. FYI, Sekolah My Idea itu ada di Tangerang Selatan, dan mereka menerima murid dari luar kota. Karena itu kenapa di kelompok kami hanya saya dan Faaza, karena yang dari Bandung hanya kami berdua.

  2. Ruko yang dimaksud adalah warung yang menjual aneka ragam kebutuhan dapur dan jualannya di ruko. Kami biasanya sebut "Ruko" saja.

#indonesia #my-idea-school #pilihan